Loading...
Breaking News
Loading...
Sabtu, 06 April 2013

Teman Real di Dunia Maya

memanfaatkan jejaring sosial untuk bersilaturahmi dengan orang banyak. Awal menggunakan media sosial, saya memiliki perasaan pesimis jika jejaring sosial akan memberikan dampak buruk pada kehidupan saya. Seiring dengan berjalannya waktu, saya harus jujur mengakui jika komunikasi di dunia maya sering kali lebih nyata daripada di dunia nyata yang sesungguhnya.

Awal menggunakan jejaring sosial hanya memiliki beberapa teman saja. Pelan-pelan namun pasti jumlah pertemanan juga semakin bertambah. Satu hal yang menarik adalah jejaring sosial telah menemukan tali silaturahmi dengan teman dan sahabat yang tidak berjumpa dalam waktu yang cukup lama. Betapa hati merasa bahagia sekali bisa menyambung tali silaturahmi dengan teman-teman masa lalu dan teman-teman masa kini.

Melalui media online komunikasi bisa terus berjalan layaknya dunia nyata. Bahkan menurut saya komunikasi dunia maya sering kali jauh lebih baik daripada dunia nyata. Misalnya, ketika menulis status atau pesan dengan orang lain pasti kita akan berhati-hati untuk menyusun kata-katanya. Bahkan dengan sabar kita akan menunggu jawaban pesan tersebut, seolah kita memahami kesibukan orang lain.

Media online juga memberikan keleluasaan untuk memutuskan dengan siapa kita akan berteman. Calon teman perlu meminta ijin terlebih dahulu untuk berteman dengan kita atau dalam bahasa Jawa harus kula nuwun terlebih duhulu. Jadi untuk menjadi teman dan mau menjadi teman harus ada kesepakan dari kedua pihak. Ada kalanya request pertemanan ditolak karena sesuatu hal. Sebaiknya kondisi ini menjadikan user mawas diri dan melakukan koreksi diri mengapa request pertemannya tidak disetujui. Tidak perlu marah dan emosional.

Dengan meluasnya pertemanan di media online, dengan mudah kita bisa berbagi perasaan baik suka dan duka. Tidak jarang ungkapan-ungkapan perasaan tersebut langsung direspon oleh teman-teman dalam dunia online. Inilah wujud komunikasi dunia maya yang seringkali lebih nyata dari dunia nyata yang sesungguhnya.

Namun sayangnya, ketidakmampuan kita mengelola dunia maya seringkali membuat kita menghakimi jika media online sering kali menjadi pengganggu kehidupan dunia nyata. Tidak sedikit pengguna media online mengambil tindakan ekstrim terhadapa akunnya di media online, dari mematikan hingga menutup akunnya untuk selama-lamanya. Akhirnya semua kembali ke pengguna media online tersebut, bagaimana menjadikan media tersebut bermanfaat bagi kehidupannya bukan sebaliknya. Kita perlu ingat jika media online hanya sebatas alat. Semua kembali ke siapa yang memakai alat tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Toggle Footer